Minggu, 03 Maret 2019
Rasa adalah salah satu karunia Tuhan yang tak terhingga nikmatnya untuk makhluk-Nya. Setiap orang pasti punya rasa, entah itu senang, sedih, malu dan kawan-kawanya. Sebuah anugrah yang bisa dikendalikan dengan akal yang diimbangi dengan hati.
Ada istilah "tanpa rasa hidup kurang bermakna", saya setuju dengan istilah tersebut dengan fakta yang berlaku di alur cerita hidup saya. Bayangkan saja!! Tanpa sebuah rasa, hidup pasti terasa hambar seperti nasi goreng tanpa garam. Hidup berwarna dengan rasa, walaupun terkadang warna hitam yang dominan, itu wajar karena hidup tidak mungkin selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Bersyukur dan kembalikan semua pada Tuhan, serta yakin bahwa semua itu adalah jalan terbaik yang diberikan Tuhan untuk kita.
Perjalan cerita yang coba kususun berbalik arah dengan keinginanku, kuarahkan ke kanan malah belok ke kiri, ku tetap bertahan malah lari tanpa menoleh ke belakang. Syahdu tanpa lampu, senang tanpa keinginan, bahagia tanpa gula, kecewa sudah biasa. Semua itu hanya secuil dari lingkaran perjalanan cerita hidupku, secuil kalimat alay yang ku goreskan untuk mewarnai lukisan pena hitam.
Tuhan memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Kalimat itu menjadi salah satu prinsip dalam alur ceritaku. Bukan sekarang mungkin nanti, bukan dia mungkin temanya, bukan cinta tapi rasa, bukan mendapatkan tapi mendo'akan, akan terasa indah daripada teater kolosal. Satu kata yang selalu menutup bagian-bagian ceritaku yaitu "Ikhlaskan". Ya ikhlaskan, belum saatnya dan juga belum waktunya. Syukuri lan nikmati, yen tinikmati mesti bathi.
Oleh; Ma'rifudin
Lanjtkan, !!!
BalasHapus