Selasa, 06 Juli 2021

Serumpun Berkerumun

Senin, 28 Juni 2021


Serumpun berkerumun

Terpetak-petak dalam satu kotak

Tersebar ke berbagai sudut secara acak

Tiba-tiba di pojok kotak ada yang berteriak, aduuh... .  

Suasana hening jadi riuh, gaduh, bergerumuh. Aduuuh.. .

Pemuda dengan baju biru tua, melambaikan tangan dengan raut muka lusuh, 

Memandang ke arah mata, tajam walau agak buram

Kaki-kaki tergerak berjalan, melangkah menuju satu arah

Terserah, suara berikutnya terdengar samar

Seketika tubuh tiba di depan muka si Pemuda

Tanpa henti ia berkata ,  aduuuh.. . . 

Terserah, balik kanan melangkah dengan acuh. 

Mawar merah tersebar di semak belukar. 

Setangkai bertikai, 

Sejalur tak pernah akur. 


Tugu, 

Oleh; Ma'rifudin

Senin, 28 Juni 2021

Inang

Jum'at, 25 Juni 2021


Inang berakar tumbuh menjalar

Indah terlihat mata, harum dalam hirupan

Nuansa nyaman ditengah pandangan, kiri kanan, depan belakang

Nur bersinar mendekati Rembulan

Ungkapkan keindahan tanpa perkataan

Rangkaian akar pada Inangnya

Hidup menempel pada tuannya

Indah melengkapi retakan sudut pandang

Damai, tentram, menenangkan

Aliran pesona mempesona

Ying dan Yang menyatu beriringan

Anggun tak berujung 

Hinggap menetap, lekat melekat


Tugu, Trenggalek

Oleh; Ma'rifudin

Senin, 15 Februari 2021

Bolehkah Aku Mengingatmu?

 Tugu, 15 Pebruari 2021

Oleh; Ma'rifudin


Waktu dulu ketika aku dan kamu terikat dalam satu kata, 

Kata senada, seirama. 

Setiap hari dengan bangga kesebut kata "Kita"

Kata yang membuat ragaku bergetar-getar, 

Genggamanmu masih terasa erat ditelapak ku, 

Halus berkeringat detailnya masih ku ingat. 

Tak salahkan, kalau aku mengingatmu? 

Mengingat tingkah lucumu, 

Senyum tipis membelenggu, 

Suara serak-serak merdu, 

Ah, semua tentangmu aku rindu. 

Bolehkah aku mengingatmu?? 

Andai kamu bertanya kenapa?? 

Semua karena langkahku terbata-bata, 

Ragu mau melangkah kemana, 

Teramat takut hasilnya sama. 

Kutanya sekali lagi, bolehkah aku mengingatmu?  

Kamis, 23 Juli 2020

1 2 3

Jum'at, 24 Juli 2020
Oleh ; Ma'rifudin



Rabu malam di tengah jalan, tergeletak di samping puing bangunan
kedebruk seperti ada yang baku hantam
turun turun turun, itulah sliut suara yang terbawa angin ke telinga kanan
tak begitu jelas, namun suara itu tetap terdengar.
satu, dua, tiga langkah perlahan ku dekati,
ternyata asal suara itu dari orang yang syarafnya setengah berkurang.
aneh, ia berteriak keadilan
kok bisa ya orang setengah sadar berucap keadilan? dengan lantang lagi.
lantas bagaimana dengan kamu, kita dan mereka
yang selama ini mengaku waras dan sadar
berani atau tidak?? 
apa perlu jadi setengah waras dulu, baru berani berucap keadilan
kamu mau, kamu mampu??
kalau saya sih tunggu dulu

Selasa, 07 Juli 2020

Ikatan

03 Oktober 2019
Oleh; Ma'rifudin


Kopi di cangkir itu terlihat sangat kental
Begitu pekat warna hitam tua
Bersemayam nyaman dalam cangkir gratisan
Coba ku angkat cangkir itu,  ku teguk pelan percik isinya
Buuuuum…  
Meledak,  bercampur dalam mulut
Bagaimana buih-buih kasih ini berkembang??
Bagaimana rasa-rasa ini tumbuh??
Campuran gula dan bubuk kopi itu begitu mengena
Campuran rasa kasih itu begitu pas
Membekas di lubuk dan meledak,  buuuumm…
Bayangan dirimu yang terbang bersama sang udara begitu dominan
Membuatku lupa pahit kopi itu
Udara dan bayanganmu masuk pelan dalam nafasku
Masuk ke tubuh,  melekat pada rongga-rongga
Masuk ke jantung yang terus memompa kehidupan
Nafas ini selalu berhembus bersama huruf yang terangkai indah namamu
Siut-siut nama itu tertabrak asap kopi
Terhirup dan masuk lagi dalam rongga-rongga tubuh
Namamu menyatu di setiap hembus nafasku
Hari ini,  esok sampai tak tahu kapan.

Repost ; https://lpmgaleri.wordpress.com/category/puisi/ 07 Juli 2020, pukul 22:42

Jumat, 03 Juli 2020

Bayangmu

Tugu, 03 Juli 2020
Oleh ; Ma'rifudin

Ketika sang surya mulai tenggelam pelan di ufuk barat
Bayangmu mulai lagi hinggap pada akar-akar otak
Terus membludak, pecah mengalir memenuhi urat-urat saraf
Apa-apaan semua ini?? 
Bayangmu tercipta bukan karena imaji halu
Bayang-bayang itu tercipta secara alami dari pesonamu.
Aliran darahku tersendat, namun anehnya denyut nadiku semakin cepat
Sekujur tubuhku mulai berkeringat
Dingin bercucur deras, tanpa batas
Aneh, baru kali ini cemasku terasa begitu hebat
Terasa begitu berat, tak mau lepas apalagi mengelupas.
Bayangmu merusak sistem logikaku 
Bayangmu mampu merubah daya khayalku
Dalam hati bertanya, siapa sih dukunmu??