Kamis, 23 Juli 2020

1 2 3

Jum'at, 24 Juli 2020
Oleh ; Ma'rifudin



Rabu malam di tengah jalan, tergeletak di samping puing bangunan
kedebruk seperti ada yang baku hantam
turun turun turun, itulah sliut suara yang terbawa angin ke telinga kanan
tak begitu jelas, namun suara itu tetap terdengar.
satu, dua, tiga langkah perlahan ku dekati,
ternyata asal suara itu dari orang yang syarafnya setengah berkurang.
aneh, ia berteriak keadilan
kok bisa ya orang setengah sadar berucap keadilan? dengan lantang lagi.
lantas bagaimana dengan kamu, kita dan mereka
yang selama ini mengaku waras dan sadar
berani atau tidak?? 
apa perlu jadi setengah waras dulu, baru berani berucap keadilan
kamu mau, kamu mampu??
kalau saya sih tunggu dulu

Selasa, 07 Juli 2020

Ikatan

03 Oktober 2019
Oleh; Ma'rifudin


Kopi di cangkir itu terlihat sangat kental
Begitu pekat warna hitam tua
Bersemayam nyaman dalam cangkir gratisan
Coba ku angkat cangkir itu,  ku teguk pelan percik isinya
Buuuuum…  
Meledak,  bercampur dalam mulut
Bagaimana buih-buih kasih ini berkembang??
Bagaimana rasa-rasa ini tumbuh??
Campuran gula dan bubuk kopi itu begitu mengena
Campuran rasa kasih itu begitu pas
Membekas di lubuk dan meledak,  buuuumm…
Bayangan dirimu yang terbang bersama sang udara begitu dominan
Membuatku lupa pahit kopi itu
Udara dan bayanganmu masuk pelan dalam nafasku
Masuk ke tubuh,  melekat pada rongga-rongga
Masuk ke jantung yang terus memompa kehidupan
Nafas ini selalu berhembus bersama huruf yang terangkai indah namamu
Siut-siut nama itu tertabrak asap kopi
Terhirup dan masuk lagi dalam rongga-rongga tubuh
Namamu menyatu di setiap hembus nafasku
Hari ini,  esok sampai tak tahu kapan.

Repost ; https://lpmgaleri.wordpress.com/category/puisi/ 07 Juli 2020, pukul 22:42

Jumat, 03 Juli 2020

Bayangmu

Tugu, 03 Juli 2020
Oleh ; Ma'rifudin

Ketika sang surya mulai tenggelam pelan di ufuk barat
Bayangmu mulai lagi hinggap pada akar-akar otak
Terus membludak, pecah mengalir memenuhi urat-urat saraf
Apa-apaan semua ini?? 
Bayangmu tercipta bukan karena imaji halu
Bayang-bayang itu tercipta secara alami dari pesonamu.
Aliran darahku tersendat, namun anehnya denyut nadiku semakin cepat
Sekujur tubuhku mulai berkeringat
Dingin bercucur deras, tanpa batas
Aneh, baru kali ini cemasku terasa begitu hebat
Terasa begitu berat, tak mau lepas apalagi mengelupas.
Bayangmu merusak sistem logikaku 
Bayangmu mampu merubah daya khayalku
Dalam hati bertanya, siapa sih dukunmu??

Kamis, 02 Juli 2020

Er i en de u


Tugu, 02 Juli 2020
Oleh; Ma'rifudin

             Manusia diciptakan Tuhan dengan dibekali berbagai rasa atau perasaan ada sedih, senang, marah, benci, kasih, sayang, cinta, rindu dan masih banyak lagi. Kamu sekarang dalam mode apa??  Sedang merasa apa hayo?? Coba aku tebak, kamu dalam mode rindu ya, iyakan?? Ngaku aja deh. Eeiiits, jangan keburu laper eh baper deng. Tu kan kamu mulai terbayang-bayang senyumnya kan??, cie-cie. Hayo rindu siapa ayah,bunda, atau dia yang jauh di sebrang sana?? Ngaku aja deh!!! Tak usah malu. Santai saja kayak di sungai, hhhhee.

       Sudah-sudah jangan terlalu dibayangkan, bukan apa-apa takutnya nanti kamu terlarut dalam lara pada akhirnya berujung derasnya air mata yang jatuh tanpa jeda. Kalau rindu ya bertemu, iya berrtemu. Seperti kata orang-orang itu lo, obat paling mujarab dari rindu kan bertemu. Apa?? Kamu takut, malu, tak percaya diri. Aduh gimana sih?? Maunya gimana, lewat medsos saja?? Buat instastories, curhat lewat facebook?? Yakin hanya dengan itu?? Kamu yakin rindumu akan sirna?? Saya sih ndak yakin. Iya sih sekarang jamanya sudah canggih serba teknologi, tapi kalau menurut saya begini Rindu tak kan hilang dan terobati hanya dengan tegur sapa di media. Rasa rindu akan hilang ketika sang pelaku duduk bersama, saling tatap muka, berbicara bercanda bersama dengan sadar di dunia nyata. Bersambung…….

          Eeeyaaa, gimana khayalanku?? Ngawur ya?? Jangan bosan ya, namanya orang kan beda-beda kalau sama kita kembaran nanti kan repot mau pilih aku atau dia. Ha…haha….

Sabtu, 27 Juni 2020

Halu Kita


Bukan dia tapi kita, 
Jum’at, 14 Pebruari 2020
Oleh; Ma’rifudin & Mudrikah

Air yang terus mengalir, 
Jatuh tanpa jeda menabrak katulistiwa 
Membasahi bumi, dan jiwa-jiwa yang di kandungnya.
meronta dan berteriak dengan segala kuasa
Namun, apa daya?? 
Ketika rintik hujan dan angin yang bertahta,
Semua menjadi kelabu dan tak berwarna
Semakin deras , sederas duka sang pujangga.
merindu purnama, yang tak kunjung padang menerangi jiwa.
Bagaimana ia bisa lupa?
Jika kehadiran puan adalah garis takdir penyempurna.
Yang menghiasi  setiap langkah nya 
Meski tak saling menyentuh, 
Satu rasa ,Tetap membara dalam hidupnya.

Minggu, 12 April 2020

Rinduku

Minggu,  12 April 2020
"Teruntuk emboh"

Oleh; Ma'rifudin


Aku merindumu dalam setiap kedip mataku, 
Dalam setiap hela nafasku, 
Harum mu Mencuri tempat di sela-sela detak jantungku, 
Ragaku terdiam kaku, kaku putih pucat, 
Tak terasa darah mengalir, 
Sesak, terasa sesak rongga nafasku, 
Tersedak rindu hitam manismu. 

Kamis, 16 Januari 2020

Rasa Lagi

Kamis, 16 Januari 2020
"Lek ndak mangan mati lo"
Oleh ; Ma'rifudin


Mentari pagi bernama Matahari,
Mentari malam bernama bulan, 
Bersela balutan merekah senja, 
Satu hal aneh nampak pelan, 
Pelan dan pelan tumbuh,  berkembang bertangkai tapi bukan tanaman. 
Tanpa henti menjalar, mengambil sadarku terus terang
Kendaliku coba menahan arus-arus godaan
Ku paksa agar tak terpancing kail menawan
Berusaha ku tahan, ku pertahankan, bahkan coba ku abaikan
Hoooe,  semua nampak sia-sia, percuma
Usahaku tuk menahan, runtuh karna manisnya senyuman.
Hoooe, senyumu membuat pintu terbuka, 
Terbuka setelah berkarat sekian lama. 
Hoooe,  aku tak begitu mengenalmu, begitu juga dirimu
Kamu berbeda,  iya beda. Dirimu teramat istimewa, istimewa setengah aneh
Ah,  tak mengapa tetap aku suka
Coba ku pahami dengan logika, tapi tak bisa
Coba ku hitung dengan rumus fisika, tapi hasil tetap tak ku jumpa. 
Hoooe, seperempat jalan ini lurus atau menabrak tembok?? 
Terus,  atau berhenti?? 

Di pikir atau di hati???