Sabtu, 27 Juni 2020
Halu Kita
Bukan dia tapi kita,
Jum’at, 14 Pebruari 2020
Oleh; Ma’rifudin & Mudrikah
Air yang terus mengalir,
Jatuh tanpa jeda menabrak katulistiwa
Membasahi bumi, dan jiwa-jiwa yang di kandungnya.
meronta dan berteriak dengan segala kuasa
Namun, apa daya??
Ketika rintik hujan dan angin yang bertahta,
Semua menjadi kelabu dan tak berwarna
Semakin deras , sederas duka sang pujangga.
merindu purnama, yang tak kunjung padang menerangi jiwa.
Bagaimana ia bisa lupa?
Jika kehadiran puan adalah garis takdir penyempurna.
Yang menghiasi setiap langkah nya
Meski tak saling menyentuh,
Satu rasa ,Tetap membara dalam hidupnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Cie mak heuheu
BalasHapusCiye
BalasHapus